Facebook merupakan sebuah situr social network yang telah mendunia saat ini. Hampir seluruh pengguna internet didunia ini memiliki account di situs social network ini, bahkan ada yang survey yang mengatakan bahwa jumlah pengguna facebook telah mencapai sekitar 250 juta jiwa dari seluruh penjuru dunia. jika facebook merupakan sebuah Negara, maka facebook menempati posisi no ke – 4 negara dengan jumlah penduduk terbanyak dibawah China, India dan AS. Situs ini dianggap sangat berguna karena dapat menjaga tali silaturahmi antara seseorang dengan temannya yang terpisah jarak mulai dari yang dekat hingga terjauh sekalipun disamping itu mereka juga dapat menemukan teman baru dari situs ini. Tapi tidak dipungkiri juga situs ini dianggap sedikit berbahaya karena informasi mengenai penggunanya akan tereksplore ke dunia luar. Pengguanaan facebook yang berlebihan juga terkadang mengganggu aktifitas belajar murid dan mahasiswa serta menurunkan kinerja dosen dan guru. Jadi, apakah facebook perlu dibina atau dibinasakan di lingkungan akademis?
Berikut adalah parameter-parameter yang kami gunakan untuk mengidentifikasi permasalahan di atas :
Jumlah teman berapa?
Apakah anda mengenal mereka semua?
kira banyak mana yang anda kenal dan tidak?
Apakah anda mengelompokan mereka?
persentase jenis friend dari yang paling banyak sampai paling sedikit
Jika ada frien request dari orang yang tidak dikenal apakah di approve?
apa pertimbangannya?
Hubungan sama teman2 aktif tidak?
Apakah sering sering berkomentar pada status/wall teman anda?
Apakah teman anda serin berkomentar pada status/wall anda?
Apakah anda mengikuti group? apa saja?
Dan berikut adalah cerita dari teman sekelompok kami berdasarkan parameter di atas :
Resa Handaruwedya
Pada bahasan kali ini saya akan menceritakan sedikit tentang account facebook yang saya miliki. Saya mendaftar sebagai user facebook untuk menjalin tali silaturahmi dengan teman – teman lama saya yang selama ini terputus dan juga dengan teman – teman saya saat ini serta teman baru saya tentunya. Alhasil saat ini saya berhasil mengumpulkan 250 teman saya, karena saya bukan tukang “add friend sembarangan” ( yah misalnya ada cewe cantik dikit langsung add dan kenalan…no! I’m not that kind of person ) jadi saya mengenal seluruh teman saya yang ada di friends list facebook saya. Kebanyakan adalah teman kuliah, kemudian teman sekolah jaman dulu, teman main hingga saudara dengan jumlah yang paling sedikit. Meskipun beragam, saya tidak mengelompokkan teman saya dalam kelompok – kelompok tertentu karena saya menganggap hal tersebut tidak perlu mengingat facebook sendiri memiliki fitur search engine yang memudahkan kita mencari teman kita berdasarkan nama mereka, disamping itu facebook juga telah mengurutkan nama teman kita sesuai abjad pada friends list. Jadi, yah untuk apa menghabiskan waktu untuk melakukan hal yang tidak perlu.
Dalam meng-approve friend request, saya termasuk sangat pemilih. Gampang saja, jika kenal ya di-approve, jika tidak mohon maaf ignore yang saya klik. Hubungan pertemanan saya pada facebook cukup aktif, dalam artian hamper setiap login facebook saya menulis wall untuk teman saya atau sekedar menulis comment pada status teman saya. Pada facebook saya juga mengikuti beberapa group, seperti alumni sekolah saya dulu dan group fans Manchester United.
Mungkin itu sedikit ulasan tentang facebook yang saya miliki. Untuk kolerasi karakteristik data storage dengan penggunaan facebook, saya tetap dapat mengatakan bahwa saya orang yang rapi, meskipun saya tidak melakukan pengelompokan teman – teman saya berdasarkan kategori tertentu dan hanya membiarkan tatanan friends list saya sesuai default. Karena seperti yang telah saya jelaskan diatas, saya menganggap penataan tersebut tidaklah perlu mengingat facebook telah memberikan fitur yang sangat memadai untuk kita berinteraksi dengan teman tanpa harus susah – susah mencari mereka terlebih dahulu seperti search engine contohnya. Akan tetapi untuk urusan data storage, semua file harus tertata rapi untuk memudahkan kita mencari file tersebut dalam waktu yang singkat. Jadi menurut saya, seseorang yang berkarakteristik rapid an teratur bukanlah orang yang rapid an teratur dalam segala hal, melainkan orang yang dapat mengetahui hal apa saja yang harus rapid an teratur, tentunya dengan segala pertimbangan yang ada.
Shita Nur Martiasningrum
Jumlah teman saya 549. Dari angka tersebut, kebanyakan telah saya kenal. Mayoritas teman saya adalah teman kuliah dan SMA. Bila ada request dari seseorang, biasanya saya lihat-lihat dulu baru memutuskan untuk diapprove atau tidak. Saya mengenal menambah pertemanan karena saya mengetahui bahwa saya mengenal dia atau saya ingin mengupgrade game saya. Saya memiliki banyak teman lama pengguna facebook, misalkan teman SMP dan SMA. Beberapa masih aktif berhubungan dengan saya. Untuk pengelompokkan teman, saya tidak terlalu pintar. Karena banyak yang kacau. Untuk comment, jika itu terlihat menarik, saya akan langsung memberi comment. Saya jarang dicomment karena mungkin saya tidak pandai dalam menyusun kata-kata hingga terlihat menarik untuk dikomentari. Saya sering di tag di dalam foto, maklum, saya cukup narcis di setiap kegiatan. Pada quiz di facebook, untuk melihat hasilnya, kita selalu dihadapkan pada page untuk memforward ke teman-teman lain, biasanya saya skip.Grup yang saya ikuti mayoritas yang berhubungan dengan akademis.
Dari penjabaran di atas,bisa dianalisa bahwa Shita Nur Martiasningrum memiliki karakter cukup berhati-hati dalam mengambil keputusan. Dan untuk pembagian data-data, jika dibandingkan dengan manajemen storage yang lalu, Shita masih kurang dalam pengelolaannya.
Nela Kartikawati
Saya baru mempunyai account facebook sekitar 2 bulan yang lalu, jadi sampai tanggal 10 September 2009 teman saya hanya 59 orang. Kebayakan teman saya, sekitar 90% adalah teman saya selama duduk di bangku SMA, sisanya adalah teman kuliah dan teman SMP. Hampir semua teman di facebook saya kenal, setidaknya pernah bertemu maklum semuanya kan teman sekolah atau kuliah. Hanya satu atau dua saja yang saya lupa atau tidak kenal karena mereka menggunakan username yang bukan nama asli mereka.
Karena saya tergolong baru dan teman saya sedikit saya belum berpikir untuk mengelompokkan teman saya. Ketika ada friend request saya hanya meng-approve yang saya kenal saja, pertimbangan saya adalah kemudahan berkomunikasi karena sudah pernah kenal sebelumnya. Hubungan saya dengan teman saya tidak terlalu aktif. Saya jarang menulis di wall teman saya, dan teman-teman saya jarang menulis di-wall saya. Hanya sesekali saja saya menulis di wall mereka, misalnya menanyakan kabar atau rencana pulang kampung saat lebaran misalnya. Saya memilih tidak telalu banyak ’bicara’ facebook. Di facebook banyak sekali group, tapi lagi-lagi karena saya anak baru, ssaya belum ikut grup tertentu, belum perlu.
Tujuan saya ikut facebook adalah supaya saya bisa mengetahui kabar teman-teman saya tanpa harus sibuk bertanya-tanya. Bukan untuk ajang narsis pamer foto (foto saya hanya beberapa lho).
Ryan Ramandito
jumlah teman = 345
presentasi kenal semua = 100 %
Dilihat dari data pertemanan ryan ternyata bisa disimpulkan kalo ryan itu orangnya cukup memperhatikan tiap detail dari sesuatu hal.Ini bisa disimpulkan dari teman yang ada di facebook nya,dia melihat terlebih dahulu apabila ada seseorang yang ingin menjadi “friends” nya.Jika ada orang yang tidak peduli dan hanya asal “confirm” makan tidadk demikian dengan Ryan,sepertinya dia hanya memilih teman yang benar-benar dikenalnya sebagai “friends” dalam facebooknya.Ryan juga bisa dibilang orang yang cukup mengoorganisir teman-temannya,hal ini bisa dilihat dengan adanya pengelompokkan teman-teman kuliahnya dalam satu grup.Kenapa yang lain tidak dibuatkan grup,katanya karena dia paling sering berinteraksi menggunakan facebook dengan teman-teman kuliahnya.
Melihat ciri-ciri pribadi Ryan dengan melihat karakter pertemanannya ternyata terdapat korelasi dengan cara Ryan menggunakan data storage nya.Hal yang cukup jelas terlihat adalah Ryan sangat memperhatikan kerapihan pengorganisasian data-datanya.Kalau di file-file nya dipisahkan secara mendetail menurut isinya begitu pula dengan cara Ryan mengorganisir teman-teman nya di facebook di mana dia memisahkan teman-teman kuliahnya ke dalam satu folder tersendiri.
Anindita Saktiaji
1. Jumlah seluruh teman : 322
2. Apakah Anda mengenal mereka semua : Ya, sebagian besar teman di FB sudah dikenal lewat dunia nyata, hanya sebagian kecil di kenal murni lewat pertemanan di FB
3. Lebih banyak yang dikenal atau tidak dikenal : Mengenal secara pribadi tidak, namun bila dikategorikan mengenal ‘dalam artian tahu’ maka dapat dikatakan lebih banyak yang mengenal daripada tidak mengenal.
4. Apakah mengelompokkan mereka : Tidak, terbukti dari penampilan friend ‘pada halaman profile’ yang masih menggunakan setting acak ‘random’ , selain itu juga tidak membedakan list dari teman.
5. Presentase friend dari yang paling banyak hingga sedikit
• Teman Sekolah ‘sebelum kuliah’ : 97
• Teman Kuliah : 82
• Lain-lain : 58
• Teman Organisasi : 53
• Fans : 22
• Keluarga : 10
6. Jika ada friend request : Tidak saya langsung approve, saya lihat dahulu foto dan mutual friend, jika sekiranya tidak ada hubungan saya cenderung untuk me-reject friend request tersebut.
Pertimbangannya adalah : supaya update status di home facebook tidak dipenuhi oleh pernyataan dari orang-orang yang tidak dikenal, karena terlalu banyak informasi yang tidak dibutuhkan akan masuk.
7. Hubungan teman cukup aktif, selain lewat wall, diadakan juga di forum-forum, group atau comment di group foto.
8. Comment di wall cukup sering, tapi melakukan wall to wall jarang, itupun hanya terbatas kepada beberapa orang saja.
9. Teman cukup sering comment di wall saya. Namun kebanyakan hanya beberapa orang tertentu saja yang cukup aktif comment di wall saya.
10. Mengikuti, antara lain :
• MUSE ‘untuk update informasi tentang group band MUSE’
• Balairung Klass ‘perkumpulan mahasiswa klaten’
• Jurusan Teknik Elektro
• KMTE
• Klaten Facebookers
• Hearts of Iron ‘Fans game Hearts of Iron’
Jumlah seluruh teman yang ada di dalam FB adalah 322, dari sekian banyak itu, sebagian besar merupakan teman yang sudah di kenal dari dunia nyata, missal : teman SD, SMP, SMA dan Mahasiswa, bahkan ada juga dari komunitas serta keluarga. Tidak semua teman tersebut di kenal secara pribadi, dalam artian dikenal secara pribadi lebih dalam, namun jika ditanya, lebih banyak yang kenal atau tidak, maka jawabannya adalah lebih banyak yang di kenal daripada tidak, walaupun kenal di sini lebih dekat kepada sekedar tahu saja. Biasanya, teman di FB tidak dikelompokan, misalnya lewat create new list atau hal semacam itu, karena dalam beberapa kasus, beberapa orang dapat dikategorikan ke dalam beberapa pengelompokan, sehingga terkesan membingungkan.
Dalam hal meng-approve teman tidak dilakukan secara langsung, biasanya dicaritahu dahulu latar belakang orang tersebut terutama dari mutual friend, tidak jarang juga dilakukan reject terhadap friend request jika dirasa kurang dekat hubungannya. Pertimbangannya adalah, membatasi update status dalam home pada orang-orang yang dikenal saja.
Dalam hal pertemanan Hubungan teman cukup aktif, selain lewat wall, diadakan juga di forum-forum, group atau comment di group foto. Comment di wall cukup sering, tapi melakukan wall to wall jarang, itupun hanya terbatas kepada beberapa orang saja. Teman cukup sering comment di wall. Namun kebanyakan hanya beberapa orang tertentu saja yang cukup aktif comment di wall.
Group yang sering diikuti antara lain :
• MUSE ‘untuk update informasi tentang group band MUSE’
• Balairung Klass ‘perkumpulan mahasiswa klaten’
• Jurusan Teknik Elektro
• KMTE
• Klaten Facebookers
• Hearts of Iron ‘Fans game Hearts of Iron’
Hubungan antara teman di FB dengan Sifat berdasarkan file yang ada di Komputer :
Secara garis besar kurang berhubungan, karena :
1. pertemanan di FB lebih didominasi oleh teman yang atau pernah di kenal di dunia nyata. Kecuali dalam beberapa hal tertentu, missal dalam hal mengikuti fans atau group, maka hal tersebut cukup mempunyai hubungan, missal disebutkan dalam hal selera musik, maka ia mengikuti Grup musik seperti MUSE, atau dalam hal program aplikasi, ia mengikuti Grup Hearts of Iron.
2. Kebiasaan pertemanan di FB lebih ke arah ‘just for fun’, jika menyangkut masalah serius biasanya lebih di bicarakan dalam pembahasan grup dan forum.
Abdullah
FACEBOOK….. jaman sekarng sapa yang tidak punya???
kalopun ada pasti orang itu kalo tidak emang cupu ya memang males, ato mungkin juga dia phcycososial…..(mungkin). Begitu juga saya… walopun saya tidak sampai level “tiada hari tanpa facebook” tapi saya juga bukan orang yang benci facebook seperti “……” yang sampai membuat video “25 things i hate about facebook”.
Facebook bagi saya adalah sarana untuk ketemu lagi dengan teman lama yang nun jauh dimata… ato sodara2 saya yang secara fisik jarang ketemu, pngalaman pribadi saya bisa dapat account facebook sepupu saya yang sudah lebih dari 6thn tidak pernah kontak, dan setelah ktmu di dunia maya ini kami jadi sering bertukar crita.
Ada ungkapan yaitu, “dimulai dari facebook, lalu ke YM, setelah itu bertemu, selanjutnya trserah anda”. Itu berlaku bagi cowo2 ato cw2 jomblo yang kenal pacarnya gara2 ulah si social nerworking ini. Tapi hati2!!! tidak semua orang di facebook itu “lurus”. Sebut saja teman saya yang dikejar2 sama orang homo di facebook, maka kita harus mem-filter friends kita sebelum kita menerima mereka menjadi teman.
Seperti saya, saya punya 263 friends di facebook, yang kbetulan saya kenal semua. Saya sering juga mendapat friend request dari orang yg saya tidak kenal, walaupun mutual friends banyak saya tetap mempertimbangkan masalah confirm, saya hanya berpikir “ok, itu temannya teman saya” bukan berarti dia teman saya juga kan???” karena jika saya tidak mengenal orang itu maka saya pasti langsung “ignaore” tanpa pikir panjang, jika setelah itu ternyata…. orang itu adalah teman baru saya yang baru aja kenal, maka gantian saya yang add dia.
Friend list di facebook saya yang paling banyak adalah teman kuliah, yang entah mengapa ada banyak sekali… saya mengenal mereka semua, karena walaupun jika ada senior atau junior yang nge-add saya dan saya tidak kenal, tapi saya sadar kalo orang itu satu kampus dengan saya, saya tetap “ignore”. Setelah teman kuliah saya, terbanyak adalah teman main saya. Teman main ini terdiri dari teman2 lama saya… biasanya mereka adalah teman semasa SMP dan SMA dan temannya teman saya yang sudah menjadi teman saya juga karena sudah kenal lama dan kami sering “jongkok bareng” alias “nongkrong” alias “hangout”. Tapi saya tidak mengelompokkan teman2 saya di facebook, karena saya merasa itu tidak penting. kalo memang perlu dengan seseorang maka saya lebih suka search saja. Menggunakan fitur yang tersedia untuk menghormati author adalah contoh user yang baik.
Saya cukup aktif berinteraksi dengan teman2 saya di facebook, walopun bohong sekali kalo ke smua 263 friends. karena tidak semua dari mereka punya hal untuk di share kan??? tapi jika saya membaca update status yang menarik dari salah satu teman saya, maka saya maka berkomentar, dan juga bila saya ingin menghubungi teman saya karena saya sudah kehilangan nomor hp nya maka saya akan menulis di wall nya tentang sesuatu hal misalnya mengajak dia pergi “jongkok bareng”. Begitu juga sebaliknya, hampir setiap status yang saya buat mengundang serbuan komentar, dari yang positif, negatif, atau junk. Hanya begitu saja hal2 yang saya dapat di facebook, dan saya merasa itu sudah cukup.
Sangatlah bodoh bagi saya untuk menghabiskan waktu menatap layar untuk online dan yang dihadapi adalah facebook, karena facebook lebih banyak “g-penting-nya” seperti application2 yang disediakan disana, what for??? gaming??? its so useless… banyak game yang bisa diinstal dikomputer kita, bagus2 pula. Kenapa kita menyia-nyiakan bandwith untuk sesuatu seperti itu, kita bisa menggunakan jaringan internet kita untuk sesuatu yang lebih penting.
Kesimpulan untuk Abdullah, menejemen data di facebook tidak mencerminkan usernya. Karena ada alasan2 lain yang menjadi pertimbangan. Misalnya rasa ketidaksukaan atau tidak ketertarikan. Abdullah pribadi bukanlah orang sombong dan tertutup kepada teman baru, tetapi tidak dalam hal social networking ini sepertinya.
Iwan Setyawan Adji
Saya mempunyai account facebook sejak kira-kira setahun yang lalu. Tadinya saya tidak berminat mengikuti salah satu situs social networking tersebut, tapi karena semakin banyak teman dan saudara yang mempunyai account lama kelamaan saya menjadi tertarik dan mencoba menjelajahi situsnya. Awalnya saya bingung memahami fitur – fitur facebook namun setelah tanya teman-teman yang telah mendalami terlebih dahulu serta keinginan saya mencoba-coba sendiri, akhirnya saya paham fitur-fitur dalam facebook.
Saat ini saya mempunyai 292 teman di facebook. Sebagian besar merupakan teman-teman sekolah saya sejak saya SD sampai teman kuliah sekarang ini. Di luar itu biasanya adalah dosen, serta teman baru yang merupakan teman dari teman saya yang sekiranya mempunyai hubungan tertentu, misalnya saja: orang tersebut mempunyai kesamaan jurusan kuliah saya sehingga dapat saling sharing satu sama lain. Jika dihitung-hitung sekitar 90% saya mengenal mereka semua meski tak semuanya melakukan kontak yang berkelanjutan (saling mengirim komentar di Wall), 40% teman kuliah, 30% teman SMA, 20% teman SD dan SMP. Selain itu ada juga beberapa teman baru (sekitar 10%), biasanya saya mempertimbangkan berdasarkan mutual friends (teman-teman orang tersebut yang telah menjadi teman saya). Jika lebih dari 10 orang biasanya saya tambahkan sebagai teman saya namun jika kurang dari itu biasanya saya biarkan saja, sebab jika kita tolak (Ignore) akan ketahuan pihak yang bersangkutan dan menimbulkan perasaan tidak enak. Namun, terkadang juga ada beberapa teman yang saya kenal namun saya agak lupa dengan mereka sehingga belum saya terima (Accept). Oleh karena itu biasanya saya atau dia mengingatkan apa hubungan kekerabatan kita melalui Message. Tak jarang juga saya menyimpulkan sendiri berdasar mutual friends. Saya tidak terlau mengelompokkan teman-teman saya secara khusus, saya menganggap mereka sama dan saling berkomunikasi.
Hubungan saya dengan teman-teman di facebook tergolong aktif sebab saya sering mempunyai akses Internet di kost dan sering membuka facebook dan membalas comment-comment mereka sekaligus memberikan tanggapan terhadap status teman yang sekiranya menarik untuk ditanggapi. Teman-teman saya juga sering menulis di wall saya sehingga dapat sering berkomunikasi.
Saya mengikuti beberapa group antara lain: Accenture (karena saya baru saja menerima beasiswa dari perusahaan tersebut), Cinema XXI (karena saya mempunyai hobi menonton fim-fim baru), FDK 2009 (karena saya menjadi bagian kepanitiaannya), SD N Klaten 2 (1995-2001), SMP N 2 Klaten, SMA N 1 Klaten, karena saya merupakan alumni dari sekolah tersebut, Suara Anda Metro TV karena saya menyukai berita-berita terkininya, We All Adjie (karena nama saya mengandung kata Adji) serta TE UGM (karena saya merupakan bagian dari keluarga besar Teknik Elektro UGM).
Kesimpulan: Pertemanan melalui facebook tidak terlalu mempengaruhi karakter pribadi saya karena saya menganggap facebook sebagai media positif untuk mempererat tali persaudaraan dengan teman-teman lama serta memperluas pertemanan (teman-teman baru). Saya biasanya mengambil pelajaran positif, saran dan kritik melalui teman-teman saya melalui message dan wall, semata-mata untuk menjadikan saya menjadi pribadi yang lebih baik dari sekarang. Maka saya tidak setuju jika facebook negatif karena itu semua tergantung pribadi masing-masing.
Dari cerita kelompok kami di atas, dapat ditarik kesimpulan yang paling bagus dalam manajemen pengelompokkan data adalah tokoh Ryan dan yang paling aktif dalam menggunakan Facebook adalah Anindita Saktiaji.